Temuan dua planet besar baru oleh teleskop di Chili adalah planet
tertua yang terdeteksi di luar tata surya kita. Planet ini telah ada
sejak sebelum Bima Sakti sepenuhnya terbentuk.
Dr Johny Setiawan, tim penemu planet-planet yang mengorbit bintang HIP
11952 mengatakan, "Jika terdapat peradaban cerdas di sana, tentu saja
hal tersebut akan dapat menyajikan bagaimana alam semesta mulai
berkembang setelah peristiwa Big Bang serta bagaimana galaksi dan
bintang-bintang pertama terbentuk."
Planet-planet tersebut diperkirakan tiga kali lebih tua dari Bumi, dan
terbentuk 12,8 miliar tahun yang lalu. Planet-planet itu berjarak
sekitar 375 tahun cahaya dari tata surya kita.
Planet raksasa itu terdeteksi menggunakan 'kecepatan radial', di mana para astronom mengamati ‘getaran’ dalam cahaya bintang, karena adanya daya tarik dunia yang mengorbit.
Salah satu planet tersebut besarnya mirip dengan Yupiter, di tata surya kita. Yang lain ukurannya sekitar tiga kali Yupiter.
Jika di sana terdapat kehidupan, tentu cenderung sangat berbeda dari manusia.
Pembentukan planet itu bukan sejak adanya alam semesta awal, bintang-bintang itu 'miskin logam‘ – berat unsur-unsurnya kurang dari berat hidrogen dan helium. Setiawan mengatakan, "Kandungan besi hanya sekitar satu persen dari matahari kita. Saya ingin tahu darah semacam apa yang mereka miliki tanpa unsur besi-- pada saat itu, hampir tidak ada unsur-unsur berat yang tersedia.
Setiawan mengakui bahwa planet-planet itu kemungkinan terbentuk kemudian dalam siklus kehidupan bintang - tetapi ia mengatakan ini tidak mungkin.
“Biasanya pembentukan planet tak lama setelah pembentukan bintang, "katanya. "Generasi kedua planet tersebut kemungkian juga terbentuk setelah sebuah bintang mengalami kepunahan, namun hal ini masih dalam perdebatan."
Planet raksasa itu terdeteksi menggunakan 'kecepatan radial', di mana para astronom mengamati ‘getaran’ dalam cahaya bintang, karena adanya daya tarik dunia yang mengorbit.
Salah satu planet tersebut besarnya mirip dengan Yupiter, di tata surya kita. Yang lain ukurannya sekitar tiga kali Yupiter.
Jika di sana terdapat kehidupan, tentu cenderung sangat berbeda dari manusia.
Pembentukan planet itu bukan sejak adanya alam semesta awal, bintang-bintang itu 'miskin logam‘ – berat unsur-unsurnya kurang dari berat hidrogen dan helium. Setiawan mengatakan, "Kandungan besi hanya sekitar satu persen dari matahari kita. Saya ingin tahu darah semacam apa yang mereka miliki tanpa unsur besi-- pada saat itu, hampir tidak ada unsur-unsur berat yang tersedia.
Setiawan mengakui bahwa planet-planet itu kemungkinan terbentuk kemudian dalam siklus kehidupan bintang - tetapi ia mengatakan ini tidak mungkin.
“Biasanya pembentukan planet tak lama setelah pembentukan bintang, "katanya. "Generasi kedua planet tersebut kemungkian juga terbentuk setelah sebuah bintang mengalami kepunahan, namun hal ini masih dalam perdebatan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar